Memotong yang Seharusnya Tidak Dipotong
Hal ini seting terjadi kalau menjadi salah seorang panitia Qurban. Biasanya panitia adalah warga biasa yang biasanya sudah pasti jarang pegang parang untuk memotong daging. Seperti contoh bapak-bapak di awal tulisan ini tadi, beliau adalah pensiunan pegawai bank. Jelas saja lebih sering depan komputer dari pada motong daging semasa hidupnya. Beda cerita yah kalau kebeneran punya tetangga yang memang profesinya tukang daging atau mantan tukang daging. Walau pun niat membantu dengan semangat dan agar cepat pekerjaan selesai seharusnya tetap memperhatikan keselamatan diri juga. mentang-mentang dagingnya alot, jari pun tak terasa terpotong. Jadi untuk menghindari hal ini, kita harus bekerja hati-hati dan jangan sampai main hati (apasih ?). dengan hati-hati kita dapat menghindari kecelakaan dalam bekerja memotong sapi.
Makan Berlebihan
(sumber gambar : http://agil-asshofie.blogspot.co.id/2016/03/dampak-buruk-makan-berlebihan-bagi-tubuh.html)
Hal ini sangat sulit di hindari jika kita saat Lebaran Haji saat bersama keluarga. Karena sudah bisa dipastikan kalau makanan wajib pasti daging. Saat mula-mula makan memang terasa nikmat, kemudian ada hasrat ingin tambah, setelah selesai tambah keluarga yang lain baru datang. dengan sanyat menghormati tamu agar ikut makan kita pun makan juga lagi. Tak lama seleah itu tamu lain lagi datang, begitu seterusnya. Kalau pun kita tidak mengikuti tamu, pasti ada sedikit rasa ngiler kalau lihat orang lain makan dengan semangatnya. alhasil 5 piring kita makan hanya dalam 12 jam. bagi para cewe-cewe pasti hal yang sangat mengerikan untuk diet berikutnya. begitu juga para cowo-cowo yang udah terlanjt besar badannya duluan. Belum lagi kalau orang tua bilang "ayo tamboh"makin makin lah.
Ditayain Dengan Pertanyaakn "Kapan bla bla bla?"
Hari besar kebiasaan orang Indoneisa pastinya berkumpul dan bersilaturahmi. Sering kali basa basi terlontarkan dari setiap orang kepada orang lain agar memiliki percakapan. Diantara basa-basi itu ada basa basi yang paling di keselin sama sabagian orang yaitu : "Kapan tamat kuliah. kapan nikah, kapan punya anak, kapan punya anak, kapan kunya anak kedua dan lainnya" Basa basih sih, cuamn sering kali pertanyaan ini buat orang gelagapan menjawabnya. bahkan sering malah ada yang baper kapan lah jodoh ku datang *eh. Namun karena hati yang sudah kebal di tanya pertanyaan yang sama saat jumpa serring kali udah menjadi hal yang biasa.
Jumpa Jodoh/Dijodohkan
Hari Raya adalah momen berjumpa dengan banyak orang, mungkin aja salah satu orang yang kalian jumpai adalah jodoh kalian. Misalnya nggak sengaja tertabrak lawan jenis pass selesai Sholat Id, Atau ketukar sendalnya dengan si dia. Kemudian kenalan akhirnya di PHP in , eh bukan akhirnya menikkah. Kita tidak tau kapan jodoh bertemu kan? mungkin aja kayak contoh drama koreaku di atas tadi.
Kemungkinan yang kedua, biasanya kering terjadi setelah pertanyaan "kapan nikah?" berlanjut "udah ada calon?" kemudian "Ini bude ada calon" Perjodohan pun di mulai. Memang sih ini bukan zaman siti nurbaya, tapi kalau jodoh belum terlihat sampai-harus buat meme "Hilal dan jodoh belum terlihat" ini adalah cara terbaik di hidup ini. Datuk maringgih juga kalau hidup di zaman ini mungkin juga kagak mau nikah sama siti nurbaya. Karenaaa..... ah udah lah.
Sekian cerita hari ini tentang yang mungkin akan kita hadapi pada masa Idul Adha ini. semoga kilta semua dapat mengatasinya dengan sebaik-baik mungkin
Bagikan
Hal yang Harus Diwaspadai saat Idul Adha
4/
5
Oleh
Ahmad Salim Muttaqin